Jumat, 08 April 2016

CONTOH SURAT PERJANJIAN JUAL BELI SAWAH

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI SAWAH


Yang bertanda tangan dibawah ini :

1.      Nama           : Drs. Amri Jayanto
2.      Umur           : 32 Tahun
3.      Pekerjaan     : Pegawai Negeri
4.      Alamat         : Jalan Lapangan Merah RT 10 RW 07 No. 35, Jakarta Selatan

Selanjutnya nama tersebut di atas disebut sebagai Pihak I ( Pertama )
Telah mengadakan jual beli dengan :

1.      Nama            : Mia Triandini
2.      Umur            : 28 Tahun
3.      Pekerjaan      : Wiraswasta
4.      Alamat          : Jalan Jagakarsa Raya, Perum. Jagakarsa Residence No. 10

Selanjutnya nama tersebut di atas sebagai Pihak II ( Kedua )
Dengan ini menyatakan bahwa pihak I (Pertama) mempunyai sebidang tanah sawah No. Blok 38 Persil 39 seluas 17.50 m2  yang terletak di Dusun Sukorejo RT. 02 RW. 01 Desa Banyubiru, Kec. Widodaren, kab. Ngawi dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah utara               : JUDIN
Sebelah selatan            : MARKHAMAH
Sebelah timur              : JALAN
Sebelah barat               : ALUR
Luas                            : 17.50 m2

5.      Tanah sawah tersebut oleh pihak I (Drs. Amri Jayanto) dijual lepas/selama-lamanya kepada pihak II (Mia Triandini) dengan harga Rp. 50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah). Dan mulai membajak 2010 MT I. Pembayaran dilakukan secara tunai/lunas.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan rasa sadar dan kekeluargaan dan tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun. Dan apabila kami mengingkari pernyataan ini kami bersedia dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku.


                                                                                                Jakarta, 2 Oktober 2010









Pihak II (Kedua)

         
            (Mia Triandini)

 

Yang membuat
Pihak I (Pertama)

         
            (Drs. Amri Jayanto)


 




Saksi 1


(Marfuah)
 



Saksi 2


(Kevin)
 
 


















MACAM-MACAM PERIKATAN

Macam-macam Perikatan Menurut Ilmu Pengetahuan Hukum Perdata
Macam-macam perikatan dapat dibedakan atas beberapa macam, yakni :
1.      Menurut isi dari pada prestasinya :
a.      Perikatan positif dan perikatan negative
Perikatan positif adalah periktan yang prestasinya berupa perbuatan positif yaitu memberi sesuatu dan berbuat sesuatu. Sedangkan perikatan negatif adalah perikatan yang prestasinya berupa sesuatu perbuatan yang negatif yaitu tidak berbuat sesuatu.
b.     Perikatan sepintas lalu dan berkelanjutan
Perikatan sepintas lalu adalah perikatan yang pemenuhan prestasinya sukup hanya dilakukan dengan satu perbuatan saja dalam dalam waktu yang singkat tujuan perikatan telah tercapai.
c.      Perikatan alternative
Perikatan alternatif adalah perikatan dimana debitur dibebaskan untuk memenuhi satu dari dua atau lebih prestasi yang disebutkan dalam perjanjian.
d.       Perikatan fakultatif
Perikatan fakultatif adalah periktan yang hanya mempunyai satu objek prestasi.
e.      Perikatan generik dan spesifik
Perikatan generik adalah perikatan dimana obyeknya hanya ditentukan jenis dan jumklah barang yang harus diserahkan. Sedangkan perikatan spesifik adalah perikatan dimana obyeknya ditentukan secara terinci sehingga tampak ciri-ciri khususnya.
f.      Perikatan yang dapat dibagi dan yang tak dapat dibagi
Perikatan yang dapat dibagi adalah perikatan yang prestasinya dapat dibagi, pembagian mana tidak boleh mengurangi hakikat prestasi itu. Sedangkan perikatan yang tak dapat dibagi adalah perikatan yang prestasinya tak dapat dibagi.

2.      Menurut subyeknya
a.     Perikatan tanggung-menanggung (tanggung renteng)
Perikatan tanggung-menanggung adalah perikatan dimana debitur dan/atau kreditur terdiri dari beberapa orang.
b.     Perikatan pokok dan tambahan
Perikatan pokok dan tambahan adalah perikatan anatar debitur dan kreditur yang berdiri sendiri tanpa bergantung kepada adanya perikatan yang lain. Sedangkan perikatan tambahan adalah perikatan antara debitur dan kreditur yang diadakan sebagai perikatan pokok.

3.      Menurut mulai berlakunya dan berakhirnya
a.     Perikatan bersyarat
Perikatan bersyarat adalah perikatan yang lahirnya mauypun berakhirnya (batalnya) digantungkan pada suatu pristiwa yang belum dan tidak tentu terjadi.
b.    Perikatan dengan ketetapan waktu
Perikatan dengan ketetapan waktu adalah perikatan yang pelaksanaanya ditangguhkan sampai pada suatu waktu ditentukan yang pasti akan tiba, meskipun mungkin belum dapat dipastikan waktu yang dimaksud akan tiba.


JENIS-JENIS PERJANJIAN

A.   PERJANJIAN KONSENSUIL DAN PERJANJIAN FORMIL
1.     Perjanjian Konsensuil
Perjanjian yang dianggap sah kalau sudah ada consensus diantara para pihak yang membuat. Perjanjian semacam ini untuk sahnya tidak memerlukan bentuk tertentu.
2.     Perjanjian Formil
Suatu perjanjian yang harus diadakan dengan bentuk tertentu, seperti harus dibuat dengan akta notariil. Jadi perjanjian semacam ini baru dianggap sah jika dibuat dengan akta notaris dan tanpa itu maka perjanjian dianggap tidak pernah ada

B.   PERJANJIAN SEPIHAK DAN PERJANJIAN TIMBAL BALIK
1.     Perjanjian Sepihak
Suatu perjanjian dengan mana hak dan kewajiban hanya ada pada salah satu pihak saja. (misal : perjanjian hibah/pemberian, maka dalam hal itu yang dibebani kewajiban hanya salah satu pihak, yaitu pihak yang member, dan pihak yang diberi tidak dibebani kewajiban untuk berprestasi kepada pihak yang memberi).
2.     Perjanjian Timbal balik
Suatu perjanjian yang membebankan hak dan kewajiban kepada kedua belah pihak (misal : perjanjian jual-beli, perjanjian tukar-menukar, dll.).

C.   PERJANJIAN OBLIGATOIR DAN PERJANJIAN ZAKELIJK
1.     Perjanjian Obligatoir
Suatu perjanjian yang hanya membebankan kewajiban bagi para pihak, sehingga dengan perjanjian di situ baru menimbulkkan perikatan (misal : pada perjanjian jual-beli, maka dengan sahnya perjanjian jual-beli itu belum akan menyebabkan beralihnya benda yang dijual. Tetapi dari perjanjian itu menimbulkan perikatan, yaitu bahwa pihak penjual diwajibkan menyerahkan barang dan pihak pembeli diwajibkan membayar sesuai dengan harganya. Selanjutnya untuk beralihnya suatu benda secara nyata harus ada levering/penyerahan, baik secara yuridis maupun empiris) .
2.     Perjanjian Zakelijk
Perjanjian penyerahan benda atau levering yang menyebabkan seorang yang memperoleh itu menjadi mempunyai hak milik atas benda yang bersangkutan. Jadi perjanjian itu tidak menimbulkan perikatan, dan justru perjanjian itu sendiri yang menyebabkan beraluhnya hak milik atas benda.

D.    PERJANJIAN POKOK DAN PERJANJIAN ACCESSOIR
  1. Perjanjian Pokok
Suatu perjanjian yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada perjanjian yang lainnya (misal : perjanjian jual-beli, perjanjian kredit, dll.).

  1. Perjanjian Accessoir
Suatu perjanjian yang keberadaannya tergantung pada perjanjian pokok. Dengan demikian perjanjian accessoir tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanay perjanjian pokok (misal : perjanjian hak tanggungan, perjanjian pand, perrjanjian penjaminan, dll.).

E.     PERJANJIAN BERNAMA DAN PERJANJIAN TIDAK BERNAMA
  1. Perjanjian Bernama
Perjanjian-perjanjian yang disebut serta diatur dai dlam Buku III KUHPerdata atau di dalam KUHD, seperti : perjanjian jual-beli, perjanjian pemberian kuasa, perjanjian kredit, perjanjian asuransi, dll.

  1. Perjanjian tidak Bernama
Perjanjian yang tidak diatur dalam KUHPerdata dan KUHD, antara lain : perjanjian penyerahan hak milik sebagai jaminan, perjanjian jual-beli dengan angsuran/cicilan.
Kedua perjanjian tersebut tunduk pada ketentuan yang terdapat dalam Bab I, Bab II dan Bab          IV Buku III KUHPerdata pasal 1319.
Ø Bab I             : mengatur ketentuan-ketentuan tentang perikatan pada umumnya.
Ø Bab II      : mengatur ketentuan-ketentuan tentang perjanjian sebagai sumber daripada perikatan.
Ø Bab IV        : mengatur ketentuan-ketentuan tentang hapusnya perikattan. Bab I, II, dan IV dalam hukum perdata disebut sebagai ajaran umum daripada perikatan.

F.      HAPUSNYA PERJANJIAN
Ø  Ditentukan dalamperjanjian oleh para pihak
Ø  Undang-undang menentukan batas berlakunya suatu suatu perjanjian
Ø  Pernyataan dari pihak-pihak atau salah satu pihak untuk menghentikan perjanjian
Ø  Putusan hakim
Ø  Tujuan perjanjian telah tercapai


Sumber :
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:UlM7V7CiCWIJ:https://sababjalal.files.wordpress.com/2012/02/surat-perjanjian-jual-beli-sawah.doc+&cd=11&hl=id&ct=clnk
http://berbagitentanghukum.blogspot.co.id/2012/01/jenis-jenis-perjanjian-dan-perikatan.html