A.
Pengertian Enror
Enron
merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam
melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada
tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian
melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang
tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut,
antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan
kegiatan bisnis keuangan. Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun
2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap
pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara
drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai
ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus
perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi
terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $
31.2 milyar.
Dalam
kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi
laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal
perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan
perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut
melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.
Kronologis, fakta, data dan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan
dengan hancurnya
Enron (debacle), dapat penulis kemukakan sebagai berikut:
1.
Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non
eksekutif) membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik
kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan
informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider
trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal
tersebut terungkap kepada publik.
2.
Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing
secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
a.
Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner
KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
b.
Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c.
Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
3.
Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan,
mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis
enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai
klien KAP Andersen.
4.
Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting
perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan
dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001.
CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi
atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk
mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan.
Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada
hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan.
5.
Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan
ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat
menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron,
Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek
yang sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan
biaya akuntansi khusus (special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar
yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi
$644 juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai
beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
6.
Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke pengadilan
dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang
perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan
pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained earning)
berkurang dalam jumlah yang sama.
7.
Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron
(penghambatan terhadap proses peradilan
8.
Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron.
Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada nilainya.
9.
KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002.
sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah
berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
10.
CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002 akan
tetapi masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada tanggal
4 Pebruari Mr. Lay mengundurkan diri dari dewan direktur perusahaan.
11.
Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar
untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
12.
Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang Enron
dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan
di Amerika.
13.
Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah
atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah
menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di selidiki.
14.
KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa
kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan
pengungkapan yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam
kasus Enron.
15.
Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut
untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra
KAP Andersen mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan
membentuk suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen
baru.
16.
Tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri
darjabatannya.
17.
Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak
sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan
hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan
bagi kasus KAP Andersen dan Enron .
18.
Tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai
presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
19. Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen
bersalah telah melakukan hambatan terhadap proses peradilan.
B.
Identifikasi Masalah
Identifikasi dari masalah ini adalah bagaimana
pandangan dari kasus enror ini dilihat dari segi prespektif etika bisnis dan
profesional akuntan beserta implikasinya.
C.
Pembahasan Masalah
Dalam teori fraud ada 3 komponen utama yang
menyebabkan orang melakukan kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya
(prilaku tidak etis), yaitu opportunity; pressure; dan rationalization,
ketiganya akan dapat kita hindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika,
perilaku, dan lain sebagainya, karena kita meyakini bahwa tindakan yang
bermoral akan memberikan implikasi terhadap kepercayaan publik (public trust).
Praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi
negatif bagi banyak pihak. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya
investor Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana
pensiunnya dalam saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya
(social impact). Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan
meluncurnya harga saham berbagai perusahaaan di bursa efek. Jika dilihat dari
Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak
stock holder atau principal untuk memberikan suatu fairrness information mengenai
pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal.
Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk
kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika
bisnis yang sehat. Yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidak
jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis adalah hutang dan
sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping
proses peradilan dan tuntutan hukum.
D.
Dampak Akibat Kasus Enror dan KAP
Andersen
Kasus ini memberikan
dampak di Amerika bahkan di Indonesia.
A. Dari sumber yang
sama, kasus ini mempunyai implikasi terhadap pembaharuan tatanan kondisi maupun
regulasi praktik bisnis di Amerika Serikat antara lain :
1.
Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para
investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang
dilakukan perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company
Accounting Oversight Board) yang bertugas:
• Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan publik
• Menetapkan atau mengadopsi standar audit,
pengendalian
mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit
perusahaan publik
• Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan
disciplinary hearings, dan mengenakan sanksi jika perlu
• Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk
meningkatkan standar professional di KAP
• Meningkatkan ketaatan terhadap SOX,
peraturan-peraturan PCAOB, standar professional, peraturan pasar modal yang
berkaitan dengan audit perusahaan publik.
2.
Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act
• Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP
dilarang
memberikan jasa non audit kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah
jasa non audit yang dilarang :
1. Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
2. Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.
3. Jasa appraisal dan valuation
4. Opini fairness
5. Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen
6. Broker, dealer, dan penasihat investasi
• Membutuhkan persetujuan dari audit committee
perusahaan
sebelum melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit committee ini karena
definisinya diperluas, yaitu jika tidak ada, maka seluruh dewan komisaris
menjadi audit committee.
• Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit
partnernya telah memberikan jasa audit tersebut selama lima tahun
berturut-turut kepada klien tersebut.
• KAP harus segera membuat laporan kepada audit
committee
yang menunjukkan kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan, alternatif
perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah dibicarakan dengan
manajemen perusahaan, pemilihannya oleh manajemen dan preferensi auditor.
• KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO,
chief
accounting officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP
tersebut dan mengaudit klien tersebut setahun sebelumnya.
3.
SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat menghalangi
investigasi pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan bangkrut. Selain itu,
kini CEO dan CFO harus membuat surat pernyataan bahwa laporan keuangan yang
mereka laporkan adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi yang
dilaporkan adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai tambahan,
menjadi semakin banyak ancaman pidana bagi mereka yang melakukan pelanggaran
ini.
4.
International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001 merevisi
kode etik bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi whitstleblower sebagai
berikut “ para profesional dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam
kaidah-kaidah aturan profesi saja tetapi profesional juga dalam menyatakan
kebenaran pada saat masyarakat akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan
perusahaan yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku”.
5.
AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang melarang
KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi lainnya kepada
perusahaan yang menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.
6.
Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe
SEC,mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun Undang-Undang
yang mengharuskan perusahaan Go Public melaksanakan dan melaporkan ketaatanyan
terhadap pedoman corporate governance.
7.
Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange (NYSE),
menyerukan bahwa auditor internal harus lebih mempertajam peran dalam
pemeriksaan ketaatan, mengelola resiko, dan mengembangkan operasi bisnis, dan
setiap perusahaan diwajibkan untuk memiliki fungsi audit intern (James : 2003).
B. Adapun dampak lain
dari kasus ini yang saya kutip dari sebuah artikel yang berjudul “Audit
Eksternal dan Hubungannya dengan Komite Audit”
(Oleh IKAI ) . Dalam artikel tersebut dijelaskan menurut Agus Kretarto-Anggota
Komite Audit PT Bank BII, Tbk dalam pembahasannya tentang “Kriteria Pemilihan
Auditor Eksternal” menjelaskan bahwa profesi akuntan publik saat ini sedang
mendapatkan sorotan tajam bahkan sinis dari masyarakat umum akibat terjadinya
skandal-skandal besar di negara maju seperti AS yaitu kasus Enron dan WorldCom.
Akibat kasus-kasus tersebut kini kredibilitas akuntan publik menjadi jatuh
terutama disebabkan oleh keterlibatan Arthur Andersen salah satu KAP terbesar
di dunia di dalam skandal tersebut. Akuntan Publik tidak lagi dipandang sebagai
profesi yang unik melainkan sebagai industri yang tidak lepas dari kepentingan
bisnis yang sempit.
Fenomena
ini telah mendorong berbagai upaya untuk memulihkan kepercayaan masyarakat
terhadap profesi akuntan publik. Contoh yang paling nyata adalah inisiatif
Sarbanes-Oxley yang merekomendasikan pembentukan badan pengawas akuntan publik
di pasar modal. Indonesia sendiri tidak terlepas dari pengaruh skandal tersebut
sehingga berbagai pihak seperti IAI dan BAPEPAM kini tengah membahas pengawasan
kompetensi dari Akuntan publik terutama yang terlibat di pasar modal Indonesia.
Bagi
perusahaan di Indonesia sendiri, pelajaran dari AS tersebut harus menjadi acuan
agar tidak sampai terulang di Indonesia. Untuk itu di dalam menunjuk auditor
eksternalnya perusahaan harus memiliki kriteria yang mampu meminimalkan resiko
manipulasi audit.
C. Kasus ini juga
berdampak di Indonesia, dikutip dari TEMPO Interaktif, Jakarta dengan judul
“Arthur Andersen Indonesia Belum Terpengaruh Enron”.
Berikut adalah kutipan dari artikel tersebut :
TEMPO
Interaktif, Jakarta:Prasetio, Utomo & Co, member akuntan publik Arthur
Andersen di Indonesia, belum mendapat pengaruh bangkrutnya Enron. Country
Managing Partner Arthur Andersen Indonesia, Soemarso Slamet Rahardjo, di
kantornya, Jumat (5/4), juga mengatakan akan mengikuti kantor pusat berkaitan
dengan soal merger. “Kami tetap bekerja seperti biasa tanpa gangguan, dengan
dukungan infrastruktur dan administratif penuh dari jaringan global maupun
regional Andersen Worldwide,” katanya.
Arthur Andersen LLP – member di Amerika Serikat –
dianggap ikut bersalah dalam kebangkrutan Enron. Akibatnya, Member Arthur
Andersen di beberapa negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat
kesepakatan merger dengan KPMG, Australia dan Selandia Baru dengan Ernst &
Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche Tohmatsu.
Soemarso mengatakan di Amerika Serikat, sejumlah
kliennya tidak lagi menggunakan Andersen sebagai konsultannya akibat kasus
Enron. “Kalau Indonesia, seperti saya katakan, secara bisnis masih bisa dipertahankan,”
katanya. “Belum ada klien yang drop gara-gara kasus Enron.”
Ia mengatakan perkembangan terakhir yang terjadi pada
Andersen LLP dapat mempengaruhi hubungan kerjasama perusahaan yang berdiri
sejak 1968 itu dengan Andersen. Tapi, katanya, “Sampai saat ini kami masih
bekerjasama dengan Andersen.”
Tapi jika Andersen di Amerika Serikat kondisinya tidak
membaik, katanya, “Mau tidak mau kita juga nantinya terpaksa harus merger.”
Ia mengatakan Arthur Andersen Indonesia, yang memiliki
lebih dari 1000 eksekutif, akan mengikuti kebijakan pusat. “Dengan siapa [kita
merger], kita ikutin,” katanya. Alasannya, jika merger sendiri, meskipun
berhak, nilainya akan dipandang kecil.
Ia juga mengatakan dirinya dan sekitar 40 partner
Prasetio Utomo akan terus mengkaji dengan hati-hati beberapa opsi sambil
mencermati perkembangan di AS. Pada waktunya nanti, lanjut dia, Prasetio Utomo
akan membuat keputusan yang sebaik-baiknya untuk melindungi kepentingan
karyawan. “(Seandainya merger)Tidak ada pemutusan hubungan kerja. Tidak ada
itu,” tegasnya.
Di Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen
dibekukan pemerintah. Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal edisi Jumat
(5/4), klien-klien Andersen LLP beralih ke berbagai auditor. Antara lain
Delotte and Touche (10 persen), KPMG (11 persen), PriceWaterhouseCooper (20
persen), dan Ernst & Young (28 persen). Dan yang berpindah ke
auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu berpindah kemana sebanyak
40 persen.
Prasetio, Utomo&Co didirikan tahun 1968. Pada awal
pendiriannya, firm ini bekerja sama dengan SGV Group (Sycip, Gorres, Velayo)
yang berbasis di Manila, Filipina. Pada saat itu, SGV Group merupakan KAP
independen yang memiliki jaringan terbesar di Asia Timur. Pada tahun 1985, SGV
Group bergabung menjadi mitra Arthur Andersen & Co., Societe Cooperative,
yang diikuti pula oleh Prasetio Utomo. (Ucok Ritonga-Tempo News Room)
E.
Kesimpulan
Dapat saya simpulkan dari
kasus tersebut bahwa Enror dan KAP Andersen sudah melanggar kode etik dalam
melaksanakan tugasnya. Mungkin pada awalnya pelanggaran tersebut mendatangkan
keuntungan bagi Enror, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan
menghancurkan keduanya. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap
independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka
inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan
meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP Arthur Andersen sendiri
kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP
tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen
dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.
Kesimpulan yang bisa diambil dar ketiga sumber yang saya kutip kurang lebih sama
seperti yang saya simpulkan.
Salah satunya adalah
kesimpulan yang saya kutip dari blog yang Diposkan oleh Dr. Dedi Kusmayadi,
SE., M.Si., Ak di 04:47 yang berisi sebagai berikut :
•
Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagaimacam pelanggaran praktik bisnis
yang sehat melakukan (Deception, discrimination of information, coercion,
bribery) dan keluar dari prinsif good corporate governance.Akhirnya Enron harus
menuai suatu kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang milyaran dolar.
•
KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan
profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari
tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya melalui Deception,
discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya KAP Andersen di
tutup disamping harus mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum.
WORLDCOM
WorldCom adalah salah satu pionir di balik
booming telekomunikasi di AS, yang menjadi besar karena mengakuisisi banyak
perusahaan kecil-kecil. Akuisisi itu membuat WorldCom yang hanya berskala kecil
melejit menjadi perusahaan besar berskala dunia. Namun, pada saat yang sama,
WorldCom terbebani utang 30 milyar dollar AS.
Skandal Akuntansi
Keuangan Worldcom
Skandal WorldCom mencuat setelah perusahaan
ini mengaku telah mengembungkan keuntungannya hingga US$ 3,8 milyar pada
periode Januari 2001 dan Maret 2002. Pada tahun 2001 hingga awal 2002, WorldCom
memasukan AS $ 3,8 milyar yang merupakan biaya operasi normal ke dalam pos
investasi. Hal ini memungkinkan perusahaan tersebut menekan biaya selama
bertahun-tahun. Dengan hilangnya pos biaya operasional ini, maka pos keuntungan
menjadi lebih besar karena biaya yang seharusnya mengurangi keuntungan sudah
diperkecil. Dengan keuntungan yang terlihat besar, maka akan menunjukkan bahwa
kinerja WorldCom sangat bagus. Saham WorldCom yang dicatatkan di bursa tahun
1999 pada harga US$ 62, langsung anjlok 94 persen sejak Januari 2002 akibat
mencuatnya skandal tersebut. Selain itu setelah perginya pendiri dan chief
executive officer WorldCom, Bernie Ebbers, pada bulan April 2002, skandal
lainnya mencuat. Diketahui Ebbers meminjam jutaan dollar AS dari perusahaan
tersebut untuk menanggung kelebihan harga yang harus dibayarnya untuk
saham-saham perusahaan itu sendiri. Dalam proses pengadilan selama 6 minggu
itu, Jaksa menuding Ebbers pikirannya tergoda untuk menjaga saham Worldcom tetap
tinggi dan menjadi panik oleh tudingan dia memperolah US$ 400 juta pinjaman
pribadi yang dijamin dengan saham Worldcom. Pada akhir tahun 2000 hingga
pertengahan tahun 2002, pemerintah AS mengklaim Ebbers mengintimidasi CFO (chief
financial officer) Scott Sullivan untuk menutupi pengeluaran yang tidak
terkontrol yang mencapai miliaran dolar dan menyebutnya sebagai pendapatan yang
tidak selayaknya. "Ia adalah WorldCom dan WorldCom adalah Ebbers. Ia
membangun perusahaan itu. Ia melarikan diri, tentu ia yang harus bertanggung
jawab atas kebocoran itu," ujar Jaksa William Johnson kepada juri. Namun
pengacara Ebbers membantah bahwa kebocoran itu adalah tanggung jawab Sullivan.
Sebelumnya Sullivan yang bertindak sebagai saksi dari pihak pemerintah
mengatakan bahwa Ebbers menginstruksikan dirinya untuk mencatatkan jumlah ke
dalam neraca hingga memenuhi ekspektasi Wall Street. Jaksa Agung AS Alberto
Gonzales menyebut keputusan ini sebagai 'kemenangan bagi sistem hukum'.
Gonzales mengatakan, juri telah mengenali bahwa kecurangan itu ditimbulkan dari
manajemen tingkat menengah hingga eksekutif puncaknya. Selain itu Ebbers juga
masih menghadapi proses pengadulan sipil termasuk tuntutan dari perusahaan yang
telah menjamin US$ 400 juta pinjaman prbadinya. Sementara itu 12 mantan
direktur perusahaan termasuk satu bank investasi yang menjadi underwriter dan
auditor Arthur Andersen juga akan menghadapi pengadilan sipil dari para
investor yang marah.
KEBANGKRUTAN
Pada tanggal 21 Juli 2002, WorldCom
mengajukan perlindungan kebangkrutan. Pengajuan tersebut merupakan pengajuan
kebangkrutan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat hingga kebangkrutan
berikutnya pada saat runtuhnya Lehman Brothers 2008. Proses kebangkrutan
WorldCom diadakan sebelum US Federal Kepailitan Hakim Arthur J. Gonzalez yang
bersamaan mendengar proses kebangkrutan Enron yang merupakan kasus kebangkrutan
terbesar kedua yang dihasilkan oleh skandal akuntansi di dalam perusahaan.
Tidak ada proses pidana terhadap WorldCom atas rujukan dari Gonzalez. Namun pada
tanggal 14 April 2003, WorldCom berubah nama menjadi MCI dan memindahkan kantor
pusat perusahaan dari Clinton, Mississippi, ke Dulles, Virginia. Berdasarkan
perjanjian restrukturisasi kebangkrutan, perusahaan wajib membayar AS $ 750
juta kepada SEC secara tunai dan saham di MCI baru, hal dimaksudkan untuk
membayar kerugian yang dialami para investor.
Namun hal ini belum cukup untuk membayar
banyak kreditur kecil, yang telah menunggu selama dua tahun untuk pengembalian
uang mereka di WorldCom. Sebagian besar dari para kreditur kecil itu adalah
mantan karyawan WorldCom sendiri. Sehingga pada tanggal 7 Agustus 2002,
kelompok exWorldCom 5100 diluncurkan. Mereka ini terdiri dari mantan karyawan
WorldCom yang bertujuan mencari pembayaran penuh dari uang pesangon. The
"5100" itu sendiri adalah singkatan untuk jumlah karyawan WorldCom
yang terpaksa di PHK pada tanggal 28 Juni 2002 akibat kebangkrutan WorldCom.
Hingga kemudian hari bersejarah itu tiba, dimana pada tanggal 14 Februari 2005,
Verizon Communications setuju untuk mengakuisisi MCI sebesar $ 7,6 miliar.
Menyelamatkan keberlangsungan kehidupan perusahaan ini dari ambang kematian.
PRINCIPAL
– AGENT PROBLEM
Dalam
ilmu politik dan ekonomi, masalah
principal-agent atau dilema lembaga memperlakukan kesulitan
yang muncul dalam kondisi informasi yang tidak lengkap dan asimetris
ketika seorang pemimpin menyewa atau
membayar seorang agen, menimbulkan beberapa
masalah seperti konflik moral hazard
dan mengejar kepentingan-kepentingan
dari kepala sekolah itu sendiri. Berbagai mekanisme dapat digunakan untuk mencoba menyelaraskan kepentingan agen dalam solidaritas dengan orang-orang dari pemimpin, seperti mengatur tarif potongan / komisi, pembagian
keuntungan, upah efisiensi, pengukuran
kinerja (termasuk laporan keuangan),
agen postingan obligasi.
Masalah principal-agent ditemukan
di sebagian besar pada hubungan karyawan,
misalnya, ketika pemegang saham mempekerjakan eksekutif puncak perusahaan. Yang mana para eksekutif tersebut kurang mendapat
batasan-batasan sampai dimana mereka memiliki kewenangan dalam mengurusi usaha
yang dipercayakan oleh principal kepadanya.
Untuk itu perlu adanya sebuah kontrol
wewenang dalam sebuah peraturan perusahaan yang berkenanaan dengan hal
tersebut, agar masalah seperti kasus WorldCom tidak terjadi lagi dikemudian
hari. Yaitu perlu adanya kontrak kerja yang jelas. Dalam konteks kontrak kerja, kontrak individual membentuk metode utama
dari insentif restrukturisasi,
dengan menghubungkan sedekat optimal informasi yang tersedia tentang kinerja karyawan, dan kompensasi untuk kinerja itu. Karena perbedaan dalam
kuantitas dan kualitas informasi
yang tersedia tentang kinerja karyawan
individu, kemampuan karyawan
untuk menanggung risiko, dan
kemampuan karyawan untuk memanipulasi
metode evaluasi, rincian struktural
kontrak individual sangat bervariasi,
termasuk mekanisme seperti sepotong
tarif, pilihan, bonus
yang bebas, promosi, pembagian
keuntungan, efisiensi upah, kompensasi ditangguhkan, dan seterusnya. Biasanya,
mekanisme ini digunakan dalam konteks berbagai jenis kerja: wiraniaga sering
menerima beberapa atau semua
remunerasi mereka sebagai komisi, pekerja produksi biasanya dibayar per jam, sementara pekerja kantor biasanya dibayar (lembur
yang dibayarkan dan jika, biasanya
pada tingkat yang lebih tinggi daripada
tarif per jam tersirat oleh gaji) bulanan atau
setengah bulanan.
Dengan kontrak kerja yang jelas, serta sistem
pemberian insentif yang jelas dan sesuai dengan standar terjadi yang telah
ditetapkan perusahaan, termasuk dengan perjanjian dengan pasal-pasal punishment
apabila melanggar SOP perusahaan sebelum diadakan perekrutan, baik itu untuk
karyawan di tingkat bawah maupun hingga karyawan di tingkat CEO. Sehingga
sedikit banyak, hal ini dapat membantu mengurangi resiko-resiko penyalahgunaan
wewenang yang mungkin saja akan dilakukan oleh agent-agent yang disewa oleh
principal.
SEJARAH WORLDCOM
Long Distance Discount Services, Inc (LDDS)
pada awalnya berdiri di Hattiesburg, Mississippi pada 1983. Kemudian pada tahun
1985 Bernard Ebbers LDDS dipilih menjadi CEO-nya. Perusahaan go public pada
tahun 1989 melalui merger dengan Advantage Companies Inc. Sejak saat itu nama
perusahaan diganti menjadi LDDS WorldCom pada tahun 1995, dan kemudian diganti
hanya WorldCom pada tahun 2003.
Pertumbuhan perusahaan WorldCom terutama
didorong oleh akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan telekomunikasi lainnya
selama tahun 1990-an dan mencapai puncaknya dengan akuisisi MCI pada tahun
1998. Diantara perusahaan yang dibeli atau bergabung dengan WorldCom adalah
Advanced Communications Corp. (1992), Metromedia Communication Corp.(1993),
Resurgens Communications Group(1993), IDB Communications Group, Inc (1994),
Williams Technology Group, Inc. (1995), and MFS Communications Company (1996.
Akuisisi MFS termasuk UUNET Technologies, Inc, yang telah diakuisisi oleh MFS
lama sebelum merger dengan WorldCom. Pada Februari 1998, WorldCom melakukan
pembelian online CompuServe yang merupakan pelopor dari perusahaan induk Blok H
& R nya. WorldCom kemudian mempertahankan Compuserve Divisi Layanan
Jaringan, menjual layanan online untuk America Online, dan menerima pembagian
jaringan AOL, ANS. Akuisisi Digex (DIGX) pada bulan Juni 2001 juga kompleks;
Worldcom mengakuisisi perusahaan induk Digex itu, Intermedia Komunikasi, dan
kemudian menjual semua non-Digex Intermedia aset untuk Allegiance
Telecom.
Pada tanggal 10 November 1997, WorldCom dan
MCI Communications mengumumkan merger senilai US $ 37 milyar untuk membentuk
MCI WorldCom, sehingga hal ini merupakan merger terbesar dalam sejarah AS. Pada
tanggal 15 September 1998, perusahaan baru, MCI WorldCom, mulai dibuka untuk
bisnis. Pada 5 Oktober 1999 Sprint Corporation dan MCI WorldCom mengumumkan
perjanjian merger antara dua perusahaan sebesar $ 129 Milayar.Namun pada
tanggal 13 Juli 2000, dewan direksi dari kedua pihak perusahaan bertindak untuk
mengakhiri merger. Hal ini karena mendapat larangan dari pemerintahan AS,
karena perjanjian kerjasama dua perusahaan telekomunikasi besar tersebut
dianggap merupakan bagian praktik monopoli. Kini MCI WorldCom menamai dirinya
dengan "WorldCom" tanpa Sprint menjadi bagian dari perusahaan.
Perusahaan dengan kode saham Wcom di bursa Nasdaq ini telah memiliki 73.000
pegawai yang tersebar di seluruh dunia. Sebanyak 8.300 di antaranya adalah
pegawai yang tinggal di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
FRANCHISE
A. Pengertian Franchise & Keunggulan Berbisnis Franchis
Pengertian
franchise adalah
duplikasi bisnis yang telah sukses, sehingga bagi mereka yang akan membeli
bisnis franchise tidak perlu lagi bersusah payah menjalankan bisnis ini dari
awal dan tidak perlu harus jatuh bangun untuk memulai bisnis ini. Mereka hanya
menjalankan sistem yang telah berjalan tinggal start up langsung meneruskan
bisnis yang memang telah teruji keberhasilannya.
Jika kita membuka usaha yang baru kita akan banyak menemui banyak kendala dan mengalami jatuh bangun yang harus dihadapi baik bagaimana kita memperkenalkan merek kit , bagaimana memperkenalkan produk yang kita pasarkan bagaimana membangun jaringan yang kuat maupun melatih sumber daya manusianya.
Dari
sisi franchisor keunggulan bisnis franchise merupakan sarana
pengembangan bisnis yang tidak memerlukan modal besar,tentunya jika kita
membuat jaringan atau gerai sendiri tentu memerlukan modal yang tidak sedikit,
keunggulan franchise juga sebagai cara yang efektif sebagai mekanisme
penetrasi pasar sehingga semakin banyak jumlah franchiseenya akan semakin kuat
jaringan bisnis yang dimiliki oleh franchisor-nya.
Pengertian franchise harus terlebih dahulu dipahami oleh calon franchisor dan franchise
secara menyeluruh. Dengan memahami bisnis franchise secara menyeluruh,
diharapkan bisnis franchise masing-masing akan menjadi lebih baik.
B. Contoh Franchise yang Bertahan Sampai Sekarang
Bidang yang
paling bertahan lama juga bsia dikategorikan sebagai bisnsi franchise yang
menguntungkan, contohnya waralaba CFC, KFC, Alfamart, Indomaret dan beberapa
brand lainnya telah berjalan dari puluhan tahun yang lalu. Bertahan lama tentu
saja karena menguntungkan, coba kalo merugi pasti para franchisee meninggalkan
brand tersebut.
Alasan,
kenapa bisnis itu masih bertahan sampai sekarang?
Karena bisnis
waralaba yang paling menguntungkan adalah usaha franchise yang mampu dan
terbukti memiliki titik pulang pokok / kembali modal (BEP) yang cepat. Semakin
cepat masa Breakeven Point (BEP) maka kesempatan untuk memperoleh keuntungan
juga semakin cepat. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana menilai masa
pulang pokoknya? Untuk mengetahuinya kita butuh pengamatan dan bisa juga
berdasarkan referesi dari franchisor (pemberi waralaba).
Bagaimana
cara terbaik mengamati bisnis/ usaha waralaba yang menguntungkan?
Melihat perkembangan atau pertambahan gerai yang
dibuka oleh franchisee (penerima). Jika ada pengusaha mampu menambah unit usaha
dalam waktu singkat, maka bisa diprediksi bahwa usaha waralaba tersbut
kemungkinan memiliki titik pulang pokok yang cepat. Sebab ajarang sekali orang
mau menambah unit usaha jika modal belum kembali.
Sebuah usaha yang menguntungkan juga bisa dinilai
berdasarkan referensi platform franchise yang ditawarkan franchisor. Beberapa
pemberi waralaba memang berani menjamin masa kembali modal yang cepat. Namun
jangan terlalu percaya akan hal tersebut, sebab bisa saja si franchisor menjanjikan
titik pulang pokok yang cepat karena mereka ingin brand mereka terjual.
Waralaba yang cenderung bertahan lama adalah bergerak
di bisang pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Apa saja kebutuhan pokok itu?
Sandang, pangan, dan rumah. waralaba bidang sandang berarti bergerak dalam
bidang produksi atau jual beli pakaian (distributor), franchise jenis ini
cenderung bertahan lama, karena selamanya orang akan butuh pakaian. Usaha
bergerak di bidang pangan berarti produksi atau jual beli makanan, Ini juga sangat
potensial untuk bertahan dan berkembang. Sedangkan untuk perumahan cenderung
bisnis yang menjanjikan adalah berupa investasi depelover.
Walaupun franchise bidang usaha makanan termasuk dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pokok, namun tidak semua usaha makanan menjanjikan.
Contohnya dulu di daerah saya berkembang pesat waralaba makanan korea hingga
bayak terlihat usaha rumahan makan korea, tapi ternyata bisnis
tersebut tidak bertahan lama. Hal ini karena dasar bisnsi waralaba ini adalah
trend, jadi ketika trend meredup maka usaha usaha juga ikut-ikutan meredup. Oleh
karena itu jika anda ingin memilih bisnis yang menguntungkan khususnya di
bidang makanan, maka pilihlah franchise makanan yang berdasar pada budaya
masyarakat Indonesia. Contohnya, anda mungkin tahu es dawet, salah satu brand
es dawet masih bertahan bahkan berkembang di daerah saya. Dawet adalah kuliner
asli Indonesia, ini berarti waralaba makan kuliner asli daerah setempat lebih
menguntungkan dan prospektif bial dibandingkan dengan franchise makanan yang
berdasarkan trend sesaat.
Itulah cara memilih bisnis waralaba yang
menguntungkan. Intinya teliti dalam memilih, pelajari seluk beluk usaha
tersebut terutama menyangkut dasar (latar belakang usaha). Jangan tergiur
dengan keuntungan cepat atau sesaat, ingat tidak ada sukses yang instant.
Tidak selamanya
perusahaan yang kecil, besar maupun menegah itu terus berkembang. Banyak salah
satu dari perusahaan tersebut yang gulung tikar (bangkrut), akibat dari
perusahaan itu tidak berkembang. Baik dari segi internal maupun eksternal. Dari
internal misalnya sumberdaya manusia (SDM) yang kurang baik dalam bekerja,
manajemen perusahaan yang buruk dll. Dari segi eksternal misalkan hutang
perusahaan kepada bank yang menumpuk, sehingga perusahaan tidak sanggup
membayar hutangnya pada bank.
C. Contoh-contoh Perusahaan yang Gagal
Berkembang, Dikutip dari Beragam Sumber Internet
Lippo
Shop/Dial Mart
Ritel Momentum
Kesalahan Timing
Konsumen masih
belum siap berbelanja dengan menggunakan media Internet. Konsumen masih senang
berbelanja dengan melihat dan merasakan produk yang akan dia beli. Sebagai
hasilnya, mereka berhenti beroperasi.
Bisnis
DotCom
Internet
Momentum Kesalahan Timing
Komposisi
pengguna Internet yang kebanyakan berasal dari perkantoran, warnet dan
institusi pendidikan dianggap sebagai pengguna yang tidak loyal. Komposisi yang
demikian menyebabkan bisnis dot com tidak berkembang. Pasar tidak berkembang,
akhirnya banyak perusahaan yang tutup.
Yaohan
Ritel Lokasi Kurang Tepat
Segmen sasaran Yaohan adalah kelas
menengah ke atas. Namun ritel ini berada di daerah Pasar Senen yang dikenal
rawan kejahatan. Sebagai hasilnya, mereka berhenti beroperasi.
Bouraq
Penerbangan Kesalahan Distribusi/Route
Bouraq lebih
fokus pada rute Indonesia Timur. Dengan semakin banyak penerbangan yang muncul,
yang juga mengembangkan rute Indonesia Timur, lama kelamaan rute ini semakin
padat. Bouraq yang hanya fokus pada rute Indonesia Timur, akhirnya tidak bisa
berkembang. Mereka berhenti beroperasi dan rencananya akan dihidupkan kembali
dengan investor yang berbeda.
Prity
Sabun Kesalahan Distribusi
Produk ini adalah sabun untuk
kalangan menengah atas dan didistribusikan oleh Wings Group. Padahal kekuatan
distribusi Wings Group ada di kelas menengah bawah. Akibatnya pasarnya relatif
kurang berkembang.
Long
Beach
Rokok Kesalahan
Komunikasi
Rokok ini
dikemas dengan harga yang lebih murah dari Marlboro, namun dalam komunikasinya
terkesan kuat untuk pasar atas. Mereka tidak beredar lagi di pasar.
Biuti
Shampoo Kesalahan Komunikasi
Melakukan promosi besar-besaran
tanpa didukung dengan finansial yang kuat. Berani menantang Sunsilk, sang
pemimpin pasar, milik Unilever, tetapi tidak memiliki diferensiasi dan hanya
mengandalkan harga lebih murah. Biuti tidak lagi beredar di pasar.
Avon
Kosmetika Kesalahan Pricing
Meski
produk kosmetik ini memiliki kualitas bagus, harganya relatif murah. Sehingga
tingkat keuntungan yang diperoleh kecil. Apalagi pemasarannya menggunakan
sistem direct selling yang seharusnya harganya bisa lebih tinggi. Kini Avon
tidak lagi beredar di pasar.
Dari
ke-9 contoh perusahaan tersebut, anda dapat menyimpulkan agar perusahaan bisa
terus berkembang di perlukan manajemen yang tepat dalam perusahaan tersebut dan
di perlukan perhitungan yang matang untuk menjual barang dan jasa . Karena
dengan salahnya manajemen dan perhitungan. Maka perusahaan tidak akan
berkembang, bahkan tidak beroperasi lagi atau gulung tikar.
Sumber :
http://www.konsultanwaralaba.com/franchise-keunggulan-berbisnis-franchise/
http://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/